Kemarin pagi, tepatnya tanggal 30 Agustus 2010 pukul 06.15, seperti biasa saya menunggu teman saya untuk pergi berangkat ke sekolah bersama-sama. Tak seperti biasa pria yang saya kagumi, pergi ke sekolah tanpa motornya, saya mengira dia akan berjalan lurus dan cuek tanpa menghiraukan saya. Tetapi hal seperti itu tak pernah terjadi, setiap kali kami bertemu, dia selalu menyapa saya. Dan pagi itu yang pertama keluar dari mulutnya adalah "Hey... jiga tatib!", sambil tersenyum (Itulah dia selalu mengejekku sebagai tatib). "Angger!", jawabku sambil tersenyum. Lalu dia pun menirukan gayaku yang dianggapnya seperti tatib sambil tertawa dan melihat kepadaku hingga dia pun terus berjalan.
Memang hampir setiap pagi saya bertemu dengannya, seperti pagi ini kami kembali bertemu. Dan dia menggunakan motornya kembali, namun pagi ini dia hanya tersenyum padaku. Dan di sekolah?? (setiap hari memang kami lalui segalanya di sekolah bersama-sama). Hingga ketika pulang sekolah kami bertemu di parkiran motor, dia bertanya "Kenapa ai kamu setiap pagi ada di situ?", sambil tersenyum. "Nungguin ______? Taukan?", jawabku sambil tersemyum pula (karena sesungguhnya sangat jarang kami mengobrol dengan tersenyum ataupun tertawa). "Ikh apa da dia teh udah berangkat, tadi _____ ngeliat dia lagi di angkot.", dengan wajah heran. "O ia...? Untung aku gak nungguin dia terus.", dengan kaget. "Ia tadi _____ liat dia lagi di leding.", dengan wajah seakan-akan ada pasan tersirat dalam semua pemberitahuaannya. "Oh...", sambil berfikir mungkin _____ tidak mau aku menunggu _______ lagi. Di jalan saya berfikir, mungkin karena saya suka padanya saya akan mengikuti keinginannya bila memang benar itu yang dia inginkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar